.jpeg)
DINAMIS NEWS | LUWU TIMUR - Insiden serius menimpa Mulyadi, seorang jurnalis bersama dua rekannya, saat meliput aktivitas tambang ilegal di Sungai Kalaena, Desa Turomu, Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur. Mereka diduga mengalami intimidasi, kekerasan, hingga penyanderaan oleh SL, pemilik tambang galian C ilegal di lokasi tersebut.
Mulyadi menjelaskan, kehadirannya bersama tim berawal dari laporan masyarakat mengenai aktivitas tambang yang diduga ilegal dan berdampak buruk pada lingkungan. Aktivitas tersebut menyebabkan terkikisnya lahan bantaran sungai, merusak bronjong penahan arus, serta mengancam keberadaan tiang Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di tepi sungai. 01/10/2025
Menanggapi insiden ini, LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Luwu Timur angkat bicara. Ketua LSM LIRA, Iwan, menegaskan bahwa tindakan intimidasi terhadap jurnalis tidak bisa dibiarkan.
“Ini tidak bisa didiamkan. Harus segera dilaporkan ke pihak kepolisian karena jelas merupakan pelanggaran. Wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik justru diintimidasi dan disandera oleh pihak yang diduga pemilik tambang. Padahal, Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 telah menjamin kebebasan pers,” tegas Iwan.
Menurutnya, pers bekerja untuk kepentingan masyarakat dengan menyampaikan fakta di lapangan. Jika wartawan diintimidasi dan aparat tidak bertindak, hal itu akan menjadi preseden buruk.
Lebih lanjut, Iwan mendesak Kapolres Luwu Timur segera mengambil langkah hukum terhadap pelaku intimidasi. Jika terbukti tambang tersebut ilegal, maka pihak pemilik maupun oknum yang melakukan kekerasan harus diproses sesuai hukum.
“Saya juga meminta Polres dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur membentuk tim untuk melakukan inspeksi mendadak di beberapa kecamatan. Masih ada tambang galian C yang beroperasi dengan izin yang tidak jelas. Ini harus ditertibkan demi kepentingan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” tutupnya.
