.jpeg)
DINAMIS NEWS | LUWU UTARA - Aktivitas tambang galian C di Kabupaten Luwu Timur kembali menuai sorotan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) menegaskan, Polres Luwu Timur tidak boleh tutup mata dan harus menindak tegas pemilik tambang ilegal sesuai hukum yang berlaku.
Ketua LIRA Luwu Timur, Iwan, menyebut lemahnya pengawasan dari dinas terkait maupun aparat penegak hukum (APH) membuat tambang ilegal makin merajalela.
“Kami mendesak Polres bersikap profesional dan transparan dalam mengusut tambang galian C ilegal. UU Minerba Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 158 sudah jelas: pelaku tambang tanpa izin bisa dipidana penjara dan dikenakan denda,” tegasnya.
Iwan juga mengungkap kasus intimidasi terhadap wartawan senior dan rekannya yang terjadi di Desa Teromu, Kecamatan Mangkutana. Mereka mendapat perlakuan kasar dari Slamet, pemilik tambang galian C, bersama kelompoknya saat melakukan peliputan terkait aduan warga.
“Wartawan saja bisa diintimidasi, apalagi warga biasa. Karena itu Kapolres jangan hanya keluarkan surat peringatan, tapi wajib memproses hukum pemilik tambang ini bila terbukti tak punya izin,” tegas Iwan.
Menurutnya, kepolisian punya kewajiban penuh menegakkan supremasi hukum.
“Pedang keadilan harus tetap tajam ke atas, bukan hanya ke bawah. Equality before the law harus diwujudkan tanpa memandang pangkat, jabatan, maupun kedudukan,” tambahnya.
Tak hanya kepada kepolisian, LIRA juga mendesak pemerintah daerah untuk lebih tegas. Iwan mengingatkan agar Bupati Luwu Timur, Ir. Irwan Bahri Syam, kembali mengaktifkan tim terpadu pengawas tambang ilegal yang pernah dibentuk saat dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati.
“Jangan tutup mata. Aduan warga soal tambang ilegal harus ditindaklanjuti. Supremasi hukum harus nyata, bukan sekadar slogan,” tutupnya.
